Selasa, 24 Juli 2018

Jarak Dibagi Waktu

Belakangan ini (sepertinya) saya bukan lagi seorang introvert. Saya juga bukan lagi orang yang betah di rumah. Nggak tau deh apakah karena saya udah jadi esktrovert atau karena di rumah nggak ada wifi. Intinya, saya senang ketemu temen-temen. Rasanya begitu bersemangat untuk ngobrol banyak hal sama mereka. Walaupun temen saya sedikit, tapi kami solid. Kami bisa ngobrol berjam-jam di kafe tanpa pesan makanan. Cuma pesan air putih. Itu juga buat bareng-bareng. Pokoknya jangan ragukan betapa solidnya kami. 

Senin, 16 Juli 2018

Jalanan Jakarta

Saya mikir-mikir untuk bawa kendaraan pribadi ke Jakarta. Alasannya tentu karena macet. Saya belum siap berada dalam situasi di mana jarak ke tempat tujuan tinggal 200 meter, tapi bisa kena macet sampai 2 jam. Akhirnya saya kemana-mana pakai transportasi umum. Bukan berarti bisa lebih cepat sampai tujuan, tapi setidaknya bukan saya yang harus nyetir. Atau setidaknya, bukan saya yang harus mengumpat kalau spion diserempet kendaraan lain. Kadang juga saya berharap di Jakarta ada alat transportasi jetpack. Tinggal pencet tombol kiri, kanan, L1, L2, R1, R2, atas, bawah, kiri, dan kanan lalu terbang. Kalau jetpack nggak memungkinkan, ya minimal drone yang bisa ngangkut orang.

Senin, 09 Juli 2018

Jawaban Tuhan

Bulan April lalu saya lagi harap-harap cemas. Berharap bisa segera dapat kerja dan cemas karena udah sebulan belum ada panggilan apa-apa. Rasanya tiap kali ketemu orang, saya pengen mengenalkan diri dengan bilang, "Nama saya Ibrahim, tapi saya lebih suka dipanggil kerja". Pada akhirnya saya coba banyak berdoa. Dan di dalam doa, ada satu hal khusus yang saya minta; dapat kerja di Bandung. Biar bisa dekat keluarga. Pengennya juga dekat dengan calon mertua, tapi apa daya belum punya.